peran guru PAI dalam membangun akhlak bangsa

PERAN GURU PAI DALAM MEMBANGUN AKHLAK BANGSA

Nama : siti nurfajar

“ TANTANGAN SEORANG GURU MELIHAT MASA DEPAN “

kata guru berasal dari bahasa indonesia yang berarti orang yang mengajar, dalam bahasa inggris, di jumpai kata tescher yang artinya pengajar, selain itu juga terdapat kata tutor yang berarti guru pribadi yang mangajar di rumah, mengajar extra, yang memberikan les tambahan pelajaran.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya ( mata pencahariannya ) mengajar. Kata guru yang dalam bahasa arab disebut Mua’llim dan dalam bahasa inggris teacher itu memiliki arti yang sederhana, yaitu A Person Whose Occupation is Theaching Others. Artinya,” guru ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.”
Terlepas dari aneka ragam interpretasi tentang arti guru tadi, guru yang dimaksud dalam pembahsan ini ialah pendidik profesional yang wajib memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan ( UU Sisdiknas 2003 Bab XI Pasal 40 ayat 2b ).
Setelah sama-sama kita mengetahui arti guru itu apa, dan yang diingini oleh pendidikan tentang guru yang bagaimana, penulis coba ingin mengetahui arti pendidikan islam itu apa, dasarnya, dan tujuan pendidikan islam itu apa pula agar kita memahami betul yang komperhensif tentang “ peran guru PAI dalam membangun akhlak Bangsa.” Karna sudah banyak penomena-penomena yang terjadi di Indonesia khususnya tentang prilaku-prilaku, bersikap, berucap, mengambil keputusan dan lain-lain. Kenapa penulis mengatakan seperti itu karna yang terjadi di Indonesia tercinta ini ialah krisis kepercayaan ( Hukum ), yang mana banyak orang-orang cerdas di indonesia ini mereka itu sangat jeli dan mudah mencari-cari ( mengorek-ngorek ) kesalahan orang lain dalam suatu permasalahan, tetapi mereka “ lumpuh” tidak berdaya mengatakan kepastian sebuah hukum atas orang yang bermasalah itu. Sungguh lucu dan membingungkan orang banyak serta kasihan rakyat kecil yang selalu tertindas oleh sikap orang-orang cerdas di negri tercinta ini. Belum lagi kejadian-kejaidian lainnya yang hampir semua institusi pemerintahan terlibat didalamnya, dari kejaksaannya, aparatnya dan masih banyak misteri yang belum terungkap didalamnya. Kepada siapa rakyat mengadu ?!! kalau birokrasi pemerintahannya seperti ini. Itulah potret yang terjadi di negeri tercinta ini yang penulis coba anggat dalam lembar tulisan ini, belum lagi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi oleh pelajar purta-putri belakangan ini dan lainnya adalah sekelumit dari persoalan akhlak bangsa yang sedang dihadapi oleh Negara yang sudah                         “ Merdeka ” ini. Sungguh banyak tugas yang belum dan harus dibenahi oleh pemerintah. Dan banyak kalangan yang menilai bahwa munculnya prilaku tersebut merupakan hasil dari pendidikan masa lalu. Di bidang pendidikan sendiri, tak jarang guru Agama lah yang dikambing hitamkan, sebab materi yang diajarkan benyak menyangkut tentang agama.
Tetapi tidaklah tepat jika dikatakan bahwa tanggungjawab mendidik akhlak siswa hanyalah tugas guru agama. Meskipun prinsip-prinsip dasar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ( PAI ) tertuang dalam tiga kerangka dasar ajaran islam, yaitu akidah ( keimanan ), sya’riah ( ibadah ), Dan Ihsan ( Akhlak ), bukan berarti pendidikan akhlak hanya menjadi tugas agama semata, melainkan tugas semua guru.
Dalam perspektif pendidikan islam, guru disebut sebagai Abu al-Ruh, yaitu orang tua spiritual. Artinya, setiap guru khususnya yang beragama islam        ( terlepas apakah dia guru agama atau tidak ) bertugas dan memiliki tanggungjawab dalam membimbing dan mendidik dimensi spritualpeserta didik sehingga melahirkan akhlaku karimah. Guru membawa misi penyempurnaan akhlak, sebagaiman Rasulullah Muhammad SAW. Nabi sendiri dengan tegas bersabda : Innama bu’itstu li utammima makarima al-akhlak. Lantaran itu, tidak salah Ahmad Tafsir mengatakan bahwa posisi guru setingkat di bawah Nabi, sebagaimana yang ia fahami daam sabda Nabi, al-Ulama’u waratsatu al-anbiya’ .
Selain dari tugas dan tanggungjawab guru dalam perspektif islam, undang-undang yang berlaku di Indonesia sebagai landasan yuridis firmil dalam segala aspek kehidupan bangsa, termasuk aspek pendidikan, secara implisit juga mengamanahkan kepada guru untuk mendidik akhlak peserta didik. Dalam UUD 1945 Bab XIII tentang pendidikan dan kebudayaan, pasal 31 ayat 3 termaktub :     “ pemerintah mengusahakan dengan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.”
Oleh karena itu penulis mengatakan berdasarkan buku-buku yang berkaitan tentang hal itu, bahwa setiap guru diharapkan mampu melakukan pendekatan agama  dan  pendekatan integral  ( dalam konteks keagamaan ) ketika melakukan proses pembelajaran kepada siswanya, khususnya guru yang beragama islam berhadapan dengan peserta didik yang beragama islam. Artinya, setiap materi yang diajarkan dikaitkan dengan pemahaman agama. Sebab secara garis besar, al-Qur’an telah memberi kerangka dasar untuk seluruh bidang ilmu pengetahuan. Itu sebabnya para ilmuan muslim ( baik di ilmu bidang keislaman maupun ilmu bidang umum ) banyak yang lahir di masa kejayaan islam pada masa pemerintahan Umayyah dan ‘Abbasiyah. Keberhasilan itu tentunya tidak terlepas dari upaya mereka dalam mengitegrasikan antara ilmu umum dengan ilmu agama.
Selain dari pendekatan keagamaan, setiap guru dituntut untuk melakukan metode keteladanan. Keberhasilan Rasulullah sendiri dalam menjalankan misinya untuk menyempurnakan akhlak umatnya tidak terlepas dari metode keteladanan yang ia terapkan. Megenai hal ini, Allah menerangkan lewat firman-Nya :

ô‰s)©9 tb%x. öNä3s9 ’Îû ÉAqߙu‘ «!$# îouqó™é& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöqu‹ø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ
Artinya :  Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan merupakan sasaran yang hendak dicapai dan sekaligus merupakan pedoman yang memberi arah bagi segala aktivitas yang dilakukan. Pendidikan Islam sebagai suatu kegiatan yang terencana memiliki kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Demikian pentingnya tujuan tersebut tidak mengherankan jika dijumpai kajian-kajian yang sungguh-sungguh di kalangan para ahli megenai tujuan tersebut.
Ibnu Khaldun mengatakan bahwa : pendidikan Islam mempunyai dua tujuan, yaitu :
Tujuan Keagamaan, maksudnya ialah beramal untuk akhirat, sehingga apabila ia menemui tuhannya, ia telah menunaikan hak-hak Allah yang diwajibkan atasnya.
Tujuan Ilmiah, yang bersifat modern dengan tujuan kemanfaatan atau persiapan untuk hidup

Dasar Pendidikan Islam
Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar adalah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu.
Pendidikan islam sebagai aktifitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan kepribadian tentunya memerlukan dasar/ landasan  kerja untuk memberi arah bagi programnya.
Adapun yang menjadi dasar dalam pendidikan islam antara lain :
al-Qur’an
Sunnah
Sikap dan Perbuatan Sahabat
Ijtihad
Jadi, penulis melihat permasalahan ini dan mencoba menyimpulkan bahwa peran yang harus dilakukan seorang guru diantaranya :
Mencoba melakukan pendekatan keagamaan dan pendekatan integral
Mencoba melakukan metode keteladanan
Memahami secara sadar bahwa sebuah tanggungjawab dalam hal pendidikan tidak hanya dibebankan kapada satu orang, yakni seorang guru ( baik guru agama atau umum ) saja melainkan semuanya dari keikutsetaan peran orang tua, guru, teman dan lingkungannya. Walaupun itu adalah tugas pemerintah.
Menjadikan tugas dan kewajiban seorang guru itu penggilan jiwa didalam hatinya untuk mengajar, mendidik dan membimbing sampai akhir hayatnya.
dan yang terakhir seorang guru harus mampu menjadi guru yang dicintai, sebagai contoh keteladanan, dan sumber inisiatif agar tercapai maksud dan tujuan pendidikan itu sendiri.

About sitinurfajar

saya manis
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment